Di masa lalu, dan bahkan di beberapa tempat saat ini, banyak orang sudah memiliki takhayul. Salah satu takhayul adalah bahwa sebuah pohon besar atau aneh dihuni oleh dewa pohon atau beberapa jenis jin. Mereka berpikir bahwa mereka dapat membuat perjanjian kepada dewa pohon ini. Jadi si Dewa pohon akan membantu mereka dalam berbagai cara. Ketika mereka berpikir dewa sudah membantu mereka, maka mereka harus menepati janji mereka.
Pada suatu ketika, di dalam sebuah kota bernama Kasi di India Utara, seorang pria menemukan sebuah pohon Banyan yang besar. Dengan serta merta ia berpikir pasti ada dewa yang tinggal di sana. Maka ia membuat sebuah janji kepada dewa pohon ini bahwa ia akan mengorbankan seekor binatang, sebagai ganti atas permohonannya yang dikabulkan.
Akhirnya permohonannya dikabulkan, tapi apakah itu oleh dewa atau siluman atau oleh beberapa makhluk lain – tak seorang pun tahu. Pria itu yakin kalau dewa pohon sudah menjawab doanya, untuk itu ia ingin memenuhi janjinya.
Karena permohonannya itu adalah permohonan yang besar, maka memerlukan pengorbanan yang besar pula. Ia membawa banyak kambing, keledai, ayam dan domba. Ia mengumpulkan kayu bakar dan siap untuk membakar binatang-binatang tak berdaya itu sebagai korban.
Jin yang hidup di pohon Banyan menampakkan dirinya dan berkata, “Oh teman, kau berjanji, sekarang kau terikat oleh janji itu. Kau pikir kau harus memenuhi janji itu dengan maksud agar dibebaskan dari perbudakan terhadap hal tersebut. Tetapi jika kau melakukan perbuatan yang sangat buruk, tidak bermanfaat itu, meskipun itu janji, hasil yang tidak menyenangkan akan menempatkan dirimu di dalam perbudakan yang lebih besar. Untukmu akan dipaksa menderita oleh akibat-akibat itu di dalam kehidupan ini, dan bahkan dengan terlahir kembali di alam-alam neraka! Cara untuk membebaskan dirimu sampai dengan pembebasan masa yang akan datang adalah menghentikan perbuatan-perbuatan yang tidak berfaedah, apa pun persoalannya!”
“Lagi pula, karena kau pikir aku adalah benar-benar dewa, apa yang membuat kau berpikir aku memakan daging? Pernahkah kau mendengar bahwa kami para dewa makan sesuatu yang lebih baik seperti ambrosia (makanan sunguhan dewa-dewa dalam mitologi yunani, masakan yang terdiri dari pisang yang diiris-iris, jeruk, gula, dan kelapa) atau debu bintang atau sinar matahari? Aku tidak membutuhkan persembahan daging ataupun makanan lainnya.” Kemudian ia menghilang.
Si Pria bodoh itu mengerti akan kesalahan yang sudah dibuatnya. Daripada melakukan perbuatan-perbuatan yang tidak berfaedah yang akan berakibat ketidakbahagiaan untuk dirinya di masa yang akan datang. Ia mulai hanya melakukan perbuatan-perbuatan berfaedah yang akan memberikan manfaat bagi dirinya sendiri dan orang lain.
Pesan moral : Memenuhi janji yang buruk, lebih buruk daripada membuatnya.
Diterjemahkan oleh Selfy Parkit.
Sumber: Prince Goodspeaker – Buddhist Tales for Young and Old Volume 1, Stories 1-50
You must be logged in to post a comment.