Masih Ada Harapan


Setiap orang dibesarkan oleh harapan, semangat, dan kasih sayang. Di kala harapan, semangat, dan kasih sayang itu mulai pupus dan padam, mereka mulai mengeluh dan berputus asa. Mereka berpikir bahwa tidak ada lagi peluang untuk memperolehnya kembali. Hidup menjadi semakin hampa, sepi, dan menyendiri. Mereka lupa bahwa hidup ini selalu berubah. Segala sesuatu tidak pasti dan dapat berubah. Begitu juga dengan permasalahan dan rintangan yang dihadapi, yang menyebabkan pupusnya dan padamnya harapan kita. Akankah ia kekal dan tak dapat berubah?

Betapa pun berat masalah yang kita hadapi saat ini, namun semangat tak boleh pupus. Karena dengan semangatlah kita mampu bertahan hingga titik akhir sebuah permainan. Begitu juga halnya dengan kasih sayang yang selalu mempertahankan api perjuangan untuk tetap menyala.

Pelajaran: Motivasi membawa seseorang untuk tetap bersemangat dan berkasih sayang hingga tumbuhlah harapan-harapan yang baru.

# Editor Tulisan oleh Bpk. Hendry Filcozwei Jan

PEDAGANG TIKUS (Pintar dan Berterima Kasih)


Pada suatu ketika, penasehat penting kerajaan sedang dalam perjalanannya menemui raja dan penasehat lainnya. Di pelik matanya, ia melihat seekor tikus mati di pinggir jalan. Lalu ia berkata kepada orang-orang yang ada bersamanya, “Walaupun dimulai dari tikus ini, seorang muda yang energik akan membangun sebuah keuntungan. Jika ia bekerja keras dan menggunakan kepintarannya, ia dapat memulai sebuah bisnis dan menyokong istri serta keluarga.”

Seseorang yang tidak sengaja lewat mendengar kata-kata tersebut. Dia tahu bahwa orang yang mengucapkan kata-kata itu adalah seorang penasehat raja yang terkenal. Jadi dia memutuskan untuk mengikuti perkataannya. Kemudian pemuda itu mengambil tikus mati tersebut dan pergi sambil menjingjing buntut si tikus. Sebagaimana keberuntungannya, sebelum ia pergi jauh, seorang penjaga toko menghentikannya. Penjaga toko itu berkata, “Sepanjang pagi kucing peliharaanku terus menerus menggangguku. Aku akan memberikanmu 2 koin tembaga untuk tikus itu.” Jadi selesailah.

Dengan 2 koin tembaga, pemuda itu membeli kue-kue manis dan menunggu di pinggir jalan dengan kue-kue manis itu dan sedikit air. Seperti apa yang diharapkannya, beberapa orang pemetik bunga untuk membuat karangan bunga pulang dari pekerjaannya. Karena mereka semua merasa haus dan lapar, mereka setuju untuk membeli kue-kue manis dan air tersebut seharga seikat bunga-bunga dari masing-masing mereka. Pada sore harinya, pemuda itu menjual bunga-bunganya di kota. Dengan uang yang didapatkannya, dia membeli lebih banyak lagi kue-kue manis dan kembali pada hari berikutnya untuk menjual kue-kue itu kepada pemetik bunga.

Hal ini berlangsung selama beberapa waktu, sampai suatu hari terjadi badai yang mengerikan, dengan hujan deras dan angin kencang. Ketika ia sedang berjalan di kebun raja yang indah, dia melihat banyak dahan-dahan pohon yang jatuh berserakan di sekitar karena tiupan angin. Untuk itu ia menawarkan jasa kepada tukang kebun kerajaan untuk membersihkan semuanya, jika si tukang kebun bersedia mengijinkannya mengambil dahan-dahan pohon itu. Tukang kebun yang malas itu dengan cepat menyetujuinya.

Kemudian pemuda itu menemukan beberapa anak yang bermain di taman seberang jalan. Mereka senang mengumpulkan semua dahan-dahan dan semak-semak di dekat  pintu masuk kebun yang indah tersebut hanya untuk sepotong kue manis sebagai bayaran setiap anaknya.

Bersamaan dengan itu datang seorang pembuat tembikar kerajan yang biasanya mencari beberapa kayu bakar untuk oven kacanya. Ketika si pembuat tembikar ini melihat tumpukan kayu yang baru saja telah dikumpulkan oleh anak-anak, ia memberikan bayaran kepada pemuda itu harga yang bagus untuk setumpuk kayu-kayu tersebut. Dia bahkan menawarkan beberapa tembikarnya.

Dengan keuntungan yang didapatkannya dari penjualan bunga dan kayu bakar, pemuda itu membuka toko makanan dan minuman. Suatu hari semua pemotong rumput setempat yang dalam perjalanannya menuju kota, berhenti di toko si pemuda. Pemuda itu memberikan kue-kue manis dan minuman secara gratis. Para pemotong rumput itu terkejut dengan kemurahan hati si pemuda dan bertanya “Apa yang bisa kami lakukan untukmu?” Si pemuda berkata tidak ada apa pun yang perlu mereka lakukan saat ini, tetapi ia akan memberitahukan mereka nantinya.

Seminggu kemudian, si pemuda mendengar ada seorang pedagang kuda datang ke kota untuk menjual 500 kuda-kudanya. Kemudian dia menghubungi para pemotong rumput dan meminta dari masing-masing mereka untuk memberikan seikat rumput kepadanya. Dia memberitahu mereka untuk tidak menjual rumput apa pun kepada pedagang kuda sampai sebelum rumput-rumput yang dia miliki habis terjual. Dengan begitu dia mendapatkan penawaran dengan harga yang sangat bagus.

Waktu berlalu sampai suatu hari, pada saat di toko, beberapa orang pedagang memberitahunya ada kapal baru dari negeri asing baru saja berlabuh di pelabuhan. Dia melihat ini sebagai kesempatan yang sudah lama dia tunggu-tunggu. Dia berpikir dan berpikir sampai akhirnya dia muncul dengan rencana usaha yang bagus.

Pertama, pemuda itu pergi ke seorang pedagang perhiasan temannya dan membayar dengan harga yang murah untuk sebuah cincin emas yang sangat berharga dengan batu permata merah yang indah di dalamnya. Dia tahu bahwa kapal asing itu berasal dari negara yang tidak menghasilkan batu permata, dan dimana emas juga sangat mahal. Jadi ia memberikan cincin yang indah itu kepada si kapten kapal sebagai komisi. Untuk mendapatkan komisi itu, si kapten setuju untuk mengirimkan semua penumpangnya kepada si pemuda sebagai seorang makelar. Si pemuda kemudian akan membawa mereka menuju toko-toko di dalam kota. Sebagai gantinya pemuda itu mendapatkan komisi dari para pedagang karena telah membawa para pelanggan ke toko mereka.

Dengan cara bertindak sebagai makelar, pemuda itu menjadi sangat kaya setelah beberapa kapal datang menuju pelabuhan. Mereka senang dengan kesuksesannya, pemuda itu teringat bahwa itu semua diawali dengan kata-kata dari penasehat raja yang bijaksana. Jadi ia memutuskan untuk memberikan penasehat itu sebuah hadiah yaitu 100.000 koin emas. Ini adalah setengah dari seluruh kekayaannya. Setelah membuat penetapan yang pantas, ia bertemu dengan si penasehat raja dan memberikannya hadiah beserta dengan rasa terima kasih yang tulus.

Penasehat itu heran dan bertanya, “Bagaimana kau bisa mendapatkan kekayaan yang begitu banyak sehingga dapat  memberikan hadiah yang begitu besar nilainya.” Pemuda itu mengatakan kepadanya kalau itu semua berawal dari kata-kata si penasehat sendiri beberapa waktu yang lalu. Kata-kata itu sudah mengarahkannya kepada seekor tikus mati, seekor kucing lapar, kue-kue yang manis, seikat bunga, badai yang merusak dahan-dahan pohon, anak-anak di taman, si pembuat tembikar raja, sebuah toko makanan dan minuman, rumput untuk 500 ekor kuda, sebuah cincin emas permata, hubungan usaha yang baik, dan akhirnya sebuah keberuntungan yang besar.

Mendengar semua cerita itu, si penasehat kerajaan berpikir kepada dirinya sendiri, “Tidak baik jika kehilangan seorang laki-laki yang berbakat dan semangat ini. Aku memiliki begitu banyak kekayaan sama seperti halnya putriku satu-satunya. Selama laki-laki ini masih lajang, dia berhak menikahi putriku. Dengan begitu laki-laki ini dapat mewarisi harta kekayaanku sebagai miliknya dan putriku akan dijaganya dengan baik.

Semuanya telah berlalu, dan setelah penasehat yang bijaksana itu meninggal, seseorang yang sudah mengikuti nasehatnya kini menjadi pemuda yang paling kaya di kota. Raja menetapkan pemuda itu di jabatan si penasehat. Seluruh sisa hidupnya, dengan dermawan dia memberikan uangnya untuk kebahagiaan dan kebaikan banyak orang.

Pesan moral: Dengan tenaga dan kemampuan, kekayaan yang besar datang bahkan dari permulaan yang kecil.

Diterjemahkan oleh Selfy Parkit.

Sumber: Prince Goodspeaker – Buddhist Tales for Young and Old Volume 1, Stories 1-50

Bunuh Diri dengan Tenang (Committing Sucide in Peace)


Sepi…

Menyendiri…
Perasaan ini sulit dilukiskan…
Kosong, hampa, tanpa rasa…
Sedikit pun tak ada cahaya kehidupan… Ingin rasanya kuakhiri saja…
Benar-benar memadamkannya… Mengakhiri semua selama-lamanya…
Ah.. Ha.. Kuambil saja racun tikus rasa strawberry yg ada di lemariku… Atau pisau pemotong daging milik orang tuaku… Tapi… Apakah lebih nyaman kalau leher ini berkalungkan tali saja???

Ah… Tidak ah… Nanti lidahku malah akan nongol keluar.
Bagaimana kalau aku terjun bebas saja dari lantai 16, Mall dekat rumahku!! Atau menabrakan diri ke mobil?? atau kereta api juga boleh… Hmm… Ku rasa ini ide yang buruk, aku tak suka kalau nanti tubuhku ini berantakan…

A..ha… Bagaimana kalau terjun bebas dari jembatan ke kali yang dalam dan arusnya kencang???

Wow sudah pasti aku akan tenggelam, karena aku memang tidak bisa berenang. Tapi… Bagaimana kalau tubuhku tidak bisa ditemukan dan lenyap dimakan ikan-ikan!?
Hmm… Tidak… Tidak… Ide itu kurang bagus.
Wah bagaimana kalau aku memuaskan nafsu keinginanku dulu, baru kemudian memikirkan lagi bagaimana caranya. Wah seru juga kalau tiba-tiba ku terima saja semua orang yang menyatakan cintanya kepadaku… Hahaha….
Lalu akan kuhabiskan waktuku bersama mereka, berbuat apa pun yang ku mau.
Ku buat mereka merindukanku. Kemudian mencampakannya, seperti apa yang mungkin pernah mereka perbuat kepada orang lain….  Setelah itu aku ingin menghabiskan uangku dan semua hartaku yang tersisa…. Berkeliling dunia dan menghambur-hamburkannya… Ah..ha…. Bisa jadi aku juga akan mencoba semua yang belum pernah aku lakukan selama masa hidupku…
Bagaimana rasanya ‘ON’ dengan obat-obatan dan benda-benda tertentu…. Bagaimana rasanya melakukan seks bebas….
Bagaimana melakukan hal yg terlarang….
Wow keren… Tapi dengan begitu bukan saja tubuhku yang rusak, namaku juga akan terancam tercemar….
Lalu setiap orang yang mengenalku akan mencaci makiku…
Mereka Hanya akan Membicarakan semua kejelekanku saja, dan pada akhirnya aku akan selalu dijadikan contoh yang tidak baik selama berabad-abad kehidupan…. Hu.hu.hu.hu….
Tidak.. Tidak.. Tidak… Aku tidak ingin pergi dengan percuma dan dikenang sebagai orang yang tidak baik.
Hmm… Bagaimana kalau aku mulai dengan mengajak mereka semua yang mencintai dan menginginkanku berkencan pada waktu yang bersamaan, lalu mengatakan kalau aku pun mencintai mereka dan ingin mereka semua bahagia. Tetapi karena aku akan pergi, kuanjurkan mereka untuk mencari saja pasangan lain yg mencintai mereka…. He.he.he…
Bagaimana kalau aku menghabiskan saja uang dan semua hartaku untuk orang yang membutuhkan….
Seperti panti asuhan, mereka yang terlantar dan tak punya rumah….
Pastinya mereka semua akan senang dan bahagia….
Hmm… Bagaimana kalau aku juga datang mengunjungi Rumah Sakit-Rumah Sakit terdekat. Memberikan bantuan biaya pengobatan untuk pasien-pasien yang tidak mampu. Lalu menghibur mereka yang sakit dan memberi semangat agar mereka lekas sembuh….
Oo…ouw apa yang aku lakukan???
Apa aku gila! Bagaimana bisa orang yang ingin mati malah datang menghibur orang lain dan memberikan semangat untuk tetap bertahan hidup?!?! Aku lupa kalau di luar sana banyak orang-orang yang tidak punya atas apa yang aku punya….
Hal ini dan cara ini bukan saja membuatku mati dengan nama baik, tetapi juga membuatku mengurungkan niat untuk tidak mematikan diriku…. Mengingat mereka yang akan mati ingin tetap hidup dan memiliki semangat untuk tetap hidup dan melanjutkan hidup…..

Didedikasikan untuk mereka yang kesepian dan ingin segera mati. ^_^ By. SELFY parkit.