Makanan Terlezat


IMG_0028by Selfy Parkit

Dari makanan yang ada di dunia ini ada satu makanan yang terlezat dan sangat penting bagi manusia. Saking lezatnya makanan ini, sampai-sampai sebanyak dan selezat apa pun makanan yang dihidangkan kalau tanpa makanan yang satu ini manusia mungkin tidak mampu bertahan hidup. Pastinya saat ini anda bertanya-tanya makanan apakah yang sebegitu penting dan lezatnya di dunia ini, kemungkinan suara hati anda yang di dalam sana pun ikut menebak-nebak, makanan apakah gerangan? Anda yang suka sekali makan bakso, menganggap makanan berkuah itu sebagai makanan yang terlezat. Anda yang suka makan tempe, mungkin juga berbisik dalam hati kalau tempe adalah makanan yang terlezat, atau anda yang suka sambal akan bilang tak ada satu pun makanan terlezat di dunia ini tanpa dibarengi dengan sambal, hahaha…. Tahukah anda bahwa makanan terlezat di dunia ini adalah ‘Kasih Sayang’.  Ya, kasih sayang adalah makanan terlezat yang pernah ada di dunia ini, karena makanan yang satu inilah manusia rela memberikan sebagian makanannya untuk orang lain, dan karena makanan ini pula setiap harinya ibu kita memasak dan menyediakan makanan-makanan lezat setiap harinya.

 

Dedicated to my Mom and alm.Dad

Blind Café ‘Buta Mata Bukan Berarti Buta Hati’


 

 

Pernahkah kita membayangkan bagaimana rasanya menjadi buta? Pernahkah kita membayangkan apa yang bisa kita lakukan jikalau kita tidak lagi memiliki penglihatan yang sudah menemani kita selama bertahun-tahun masa hidup kita? Pernahkah terpikirkan bagaimana rasanya Anda melakukan aktivitas sehari-hari seperti makan, berjalan, berinteraksi dengan teman atau keluarga jikalau Anda tidak bisa melihat? Jikalau kita seandainya mengalami buta untuk beberapa saat, apakah yang akan ada di benak kita saat itu? Mungkin dengan begitu kita akan mulai menghargai orang-orang yang mempunyai kekurangan, menghargai mereka yang tidak bisa melihat, dan mulai menghargai semua fungsi tubuh kita termasuk mata yang sudah berjasa besar dalam hidup kita? Berterima kasihlah saya pada satu tempat yang ada di Bandung yang bernama ‘Blind Café’. Tempat inilah yang mengajarkan saya bagaimana rasanya menjadi buta dan menghargai mereka yang buta.

“Blind Cafe” Counter pemesanan makanan

Blind Café (rumah makan buta) bukan hanya sekedar nama saja, tetapi tempat makan ini memang dirancang khusus agar Anda tidak bisa melihat di kegelapan dan benar-benar seperti orang buta – tidak bisa melihat ketika Anda sedang makan. Tempatnya tidak terlalu besar dan gedungnya bernuansa cat hitam putih. Jika Anda sampai di depannya Anda akan melihat pintu kaca tembus pandang yang telah dipenuhi oleh coretan-coretan testimoni dari para pelanggannya yang pernah berkunjung ke tempat ini.

Continue reading

Merah Besar, Merah Kecil dan Tanpa Dengking (Iri Hati)


Pada suatu ketika, terdapatlah dua anak sapi yang menjadi bagian dari sebuah keluarga perumah tangga di suatu negara. Di rumah yang sama, tinggal juga seorang anak perempuan dan seekor bayi babi. Karena babi itu hampir tidak pernah mengeluarkan suara, babi itu dipanggil dengan ‘Tanpa Dengking’.

Tuan rumah memperlakukan Tanpa Dengking dengan sangat baik. Mereka memberi makan nasi terbaik dalam jumlah besar, dan bahkan bubur beras dengan banyak campuran gula merah.

Dua  anak sapi memperhatikan hal ini. Mereka bekerja keras menarik bajak di sawah dan gerobak di jalan. Merah Kecil berkata ke Merah Besar, “Kakak, di dalam rumah tangga ini, Aku dan kamu yang mengerjakan semua pekerjaan berat. Kita membawa kemakmuran untuk keluarga ini. Tetapi mereka hanya memberi makan kita rumput dan jerami. Si bayi babi Tanpa Dengking tidak melakukan apa-apa untuk menyokong keluarga ini. Dan mereka memberi makan makanan terbaik dan terenak. Kenapa dia harus mendapatkan perlakuan special semacam itu?”

Kakak yang bijaksana berkata, “Oh adikku, berbahaya jika iri hati kepada siapa pun. Jadi, jangan iri hati kepada bayi babi karena dia sudah diberi makan banyak semacam itu. Apa yang dia makan adalah benar-benar ‘makanan kematian’.”

“Dalam waktu dekat, akan ada upacara pernikahan anak perempuan tuan rumah, dan Tanpa Dengking kecil akan menjadi hidangan pernikahan! Itu sebabnya mengapa dia dimanja dan diberi makan makanan sedemikian rupa.”

“Dalam beberapa hari para tamu akan datang. Kemudian anak babi ini kakinya akan diseret keluar, dibunuh, dan dibuat kari untuk hidangan.”

Ternyata benar, dalam beberapa hari para undangan pernikahan datang. Bayi babi Tanpa Dengking diseret dan dibunuh. Dan seperti yang Merah Besar sudah katakan, babi itu dimasak menjadi berbagai jenis kari dan dilahap oleh para tamu.

Kemudian Merah Besar berkata, “Adikku, Apakah kamu melihat apa yang terjadi dengan bayi Tanpa Dengking?” “Iya kakak,” jawab Merah Kecil, “Sekarang Aku mengerti.”

Merah Besar kembali berkata, “Ini adalah hasil dari diberi makan makanan banyak semacam itu. Rumput dan jerami kita yang tidak enak beratus-ratus kali lebih baik daripada bubur dan gula merah manisnya. Makanan kita tidak mendatangkan bahaya bagi kita, tetapi malahan menjanjikan umur panjang!”

Pesan moral: Jangan iri hati terhadap kemakmuran orang lain, sampai kamu mengetahui harga yang mereka bayar.

Diterjemahkan oleh Novita Hianto, editor Selfy Parkit.

Sumber: Prince Goodspeaker – Buddhist Tales for Young and Old Volume 1, Stories 1-50

(Thanks for Mr.Tasfan)