Wihara Vimala Dharma Meninggalkan sejuta Kenangan



Oleh Selfy Parkit

Liburan lebaran tahun ini seperti biasa tempat-tempat rekreasi banyak dipadati orang-orang yang menghabiskan waktu liburannya. Seperti halnya tahun lalu, selain pulang kampung untuk bertemu sanak keluarga, biasanya saudara kita yang merayakannya akan pergi ke tempat-tempat rekreasi bersama keluarga. Bagi umat Buddhis sendiri kesempatan berlibur ini dimanfaatkan dengan baik, ada yang pergi untuk bertamasya, ada pula yang mengikuti retreat selama beberapa hari. Memang biasanya banyak wihara-wihara di Indonesia yang akan menjadwalkan program latihan meditasi mereka pada liburan lebaran. Kebiasaan ini juga sudah menjadi rutinitas bagiku sejak tahun-tahun lalu, memanfaatkan liburan sekolah untuk ikut retreat ataupun pergi ke tempat-tempat yang sunyi dan tenang seperti alam pedesaan yang masih asri dan tentram. Namun di tahun ini aku memutuskan untuk keluar dari kebiasaanku tersebut, entah mengapa aku ingin sekali-sekali keluar dari comfort zone dan mencari pengalaman serta tantangan baru, yaitu berkunjung ke kota Bandung menemani temanku berkeliling dan berbelanja di sana ala anak perantauan.

Berdua saja di kota orang ternyata menyenangkan juga dan hal yang paling menyenangkan adalah bertemu dengan orang-orang baru. Kita dapat berbincang-bincang dengan mereka, mengenal lebih jauh dan bertukar pikiran serta saling berbagi pengalaman. Seperti halnya dengan para pengurus di sebuah wihara yang ku kunjungi saat itu. Vimala Dharma (baca:wimala dharma), yaitu wihara yang merupakan perintis berdirinya wihara-wihara di Indonesia setelah runtuhnya kerajaan Majapahit, di sinilah aku bertemu dengan orang-orang yang luar biasa tersebut. Apa yang membuat mereka luar biasa adalah cara dan bagaimana mereka memperlakukan orang lain. Keramahan dan sikap terbuka mereka terhadap orang asing tidak dapat diragukan lagi, buktinya saja aku dan temanku dipersilakan untuk menginap semalam di wihara ini. Wihara yang dulunya merupakan tempat tinggal (alm) Yang Mulia Maha Nayaka Sthavira Ashin Jinarakkhita atau yang lebih dikenal dengan sebutan Bhante Ashin ini terletak di Jl. Juanda No.5 Bandung Utara, tepatnya bersebelahan dengan Mall Planet Dago. Semula tempat ini merupakan tempat pedagang sayur mayur, alamat nomornya pun mengalami perubahan yang semula nomor 3 menjadi nomor 5. Untuk sampai di lokasinya ternyata sangat mudah, dari terminal Leuwi Panjang kita bisa langsung naik bis Damri ke arah Dago atau bisa juga naik mobil angkutan umum jurusan Kalapa, lalu naik satu kali lagi yang ke arah Dago. Sesampainya di lokasi, kita akan melihat plang nama Wihara Vimala Dharma tepat di sisi kiri jalan. Kalau dilihat dari luar, bangunan wihara ini terlihat seperti bangunan tua zaman Belanda. Memang pada dasarnya bangunan yang satu ini asli bangunan zaman dulu dan hanya direnovasi atapnya saja. Sebelumnya bangunan ini masih berpenghuni, sampai kemudian 17 tahun ketika pertama kali dicetuskannya nama Vimala Dharma yang artinya Ajaran Tak Bernoda oleh (alm) Bhante Ashin yaitu bulan Februari 1958, barulah tanah bangunan ini dibeli oleh para donatur pada tahun 1975 saat hari ulang tahun (alm) Bhante Ashin. Gedung tua ini digunakan sebagai ruang aula yang kadang juga dimanfaatkan untuk kegiatan sekolah minggu GABI (Gelanggang Anak Buddhis Indonesia) dan di sebelah kanannya terdapat ruang MBI (Majelis Buddhayana Indonesia) lalu di kirinya terdapat ruangan yayasan.

Bangunan Wihara Vimala Dharma, tampak depan

Bangunan Wihara Vimala Dharma, tampak depan

Gedung tua yg dlmnya dijadikan aula dan kadang diisi oleh skul minggu (GABI)

Gedung tua yg dlmnya dijadikan aula dan kadang diisi oleh skul minggu (GABI)

Foto2 leluhur umat2 Wihara Vimala Dharma

Foto2 leluhur umat2 Wihara Vimala Dharma

Ruang Meditasi

Ruang Meditasi

Peresmian pemakaian Wihara Vimala Dharma sendiri dilaksanakan pada bulan April 1958 oleh (alm) Bhante Ashin, dan acara peresmian tersebut dihadiri oleh 18 Bhikkhu dari luar negeri dan para umat Buddha dari berbagai daerah. Dari depan pintu masuk melalui pintu gerbang hijau yang tinggi, kita akan melihat gedung lainnya yang terlihat lebih modern (Tanah dari gedung ini dibeli berkat dana utama dari (alm) Appusinho da Silva). Gedung yang satu ini berlantai dua dan menyambung dengan gedung yang ada di seberangnya, membentuk setengah lingkaran dan mengelilingi sebuah paviliun yang ada di tengah-tengahnya. Sebelumnya paviliun ini adalah sebuah kolam besar yang disumbangkan oleh (alm) Na Boen Pit. Lalu sempat direnovasi, dibentuk menjadi taman dan kolam mini, hingga akhirnya terakhir dipugar dari tanggal 5 April 1994 – awal 1999 menjadi paviliun yang sekarang ini digunakan umat untuk beristirahat dan menikmati udara pagi. Tepat di depan paviliun kita akan melihat sebuah patung penghormatan untuk (alm) Bhante Ashin yang dibelakangnya terdapat satu buah pagoda dengan rupang Buddha kecil di dalamnya  dan dua buah pagoda lainnya.

Pagoda di dkt paviliun yang di dalamnya terdapat patung Bhante Ashin

Pagoda di dkt paviliun yang di dalamnya terdapat patung Bhante Ashin

Paviliun yg dulunya sebuah kolam

Paviliun yg dulunya sebuah kolam

Pagoda di dkt paviliun

Pagoda di dkt paviliun

Kembali lagi ke dalam gedung, kalau kita masuk dari pintu depan lantai bawah gedung ini, pertama-tama yang akan kita temukan adalah bursa wihara. Lalu jika kita masuk lagi ke dalamnya, kita akan melihat sebuah ruang perpustakaan yang isinya lumayan lengkap, dan menurut informasi dari seorang mantan pengurus VD angkatan 2003-2006, perpustakaan ini pernah menjadi perpustakaan yang terlengkap se-Indonesia. Bukan hanya kelengkapannya saja, perpustakaan ini juga terlihat rapih dan terorganisasi dengan baik, contohnya saja buku-bukunya disusun dan diletakkan berdasarkan urutan abjad, dan juga  ada aturan kalau buku yang sudah diambil dari tempatnya tidak perlu diletakkan kembali melainkan ditaruh di keranjang yang sudah disediakan – guna menghindari kesalahan penempatan. Sebelum masuk ke ruang perpustakaan, tepat disebelah kanan ada ruang kantor pengurus. Ruangan ini khusus digunakan sebagai ruang kerja para pengurus, termasuk pembuatan bulletin BVD (Berita Vimala Dharma) yang terbit setiap sebulan sekali. Jika kita kembali lagi ke arah pintu masuk, tepat di depan bursa kita akan menemukan anak tangga yang menuju ke lantai dua. Sebenarnya akses menuju ke lantai dua bukan hanya melalui tangga ini saja, bisa juga melalui tangga di seberang ataupun tengah-tengah gedung. Tetapi jika kita naik melalui tangga ini, kita akan langsung sampai di ruang Dhammasala (tempat puja bakti dan pembabaran Dhamma/ajaran). Ruang Dhammasala ini cukup besar dan luas kira-kira bisa menampung sekitar 400 orang umat. Di dinding tepat di atas altarnya, kita bisa melihat berukuran besar ukiran gambar para dewa, dan di seberangnya terdapat ukiran gambar yang menceritakan riwayat hidup Buddha Gotama. Lalu jika kita menghadap rupang Buddha yang merupakan sumbangan Burma Buddha Sasana Counsil ini, di sebelah kirinya terdapat pintu keluar yang akan membawa kita mengitari gedung di lantai dua. Tak jauh dari ruang Dhammasala, terdapat ruang altar Avalokitesvara yang rupangnya merupakan sumbangan dari masyarakat Tulungagung dan tepat di tengah-tengah gedung lantai dua ini terdapat beberapa ruang tamu disediakan bagi tamu yang ingin berkunjung menemui bhikkhu/ bhikkhuni. Kemudian jika kita melanjutkan perjalanan dan mengitari gedung ini kita akan menemukan ruang meditasi dan beberapa kuti bhikkhu yang letaknya tepat berseberangan dengan ruang Dhammasala. Di antara ruang kuti ini terdapat anak tangga, jika kita turun melalui anak tangga ini kita akan menemukan ruangan yang dulu pernah di tempati oleh (alm) Bhante Ashin. Ruangan ini masih terawat dengan baik, di dalamnya terdapat altar rupang Buddha dan lukisan Bhante Ashin berukuran besar yang digantung diatas tempat tidurnya. Kemudian di sisi kanan anak tangga ini terdapat dua buah ruang tamu yang di dalamnya diisi oleh dua buah tempat tidur, nah di situlah tempat aku dan temanku merebahkan tubuh.

Di dalam ruang perpustakaan

Di dalam ruang perpustakaan

Perpustakaan tampak dari luar ruangan

Perpustakaan tampak dari luar ruangan

Kamar yg pernah ditempati bhante Ashin

Kamar yg pernah ditempati bhante Ashin

Altar di ruang Dhammasala

Altar di ruang Dhammasala

Altar Awalokiteswara

Altar Awalokiteswara

Ruang kerja pengurus Wihara Vimala Dharma

Ruang kerja pengurus Wihara Vimala Dharma

Dapur

Berkeliling lagi sambil diiringi gemericik suara air di tengah-tegah gedung terdapat ruang dapur dan ruang makan. Kemudian di sebelah ruang makan terdapat ruangan khusus untuk para umat yang ingin menyimpan foto leluhur atau sanak keluarganya yang sudah meninggal. Biasanya umat akan dikenakan semacam biaya pengurusan setiap bulannya, atau bisa juga dengan cara berdana rutin. Di sebelah ruangan ini ada ruang besar lainnya, yaitu ruang rapat atau ruang pertemuan.

Berjalan mengitari Wihara Vimala Dharma sama halnya mengenang Buddhisme Indonesia di masa lalu, mengingat dan mengenang perjuangan serta kegigihan (alm) MNS Ashin Jinarakkhita dalam mengenalkan Buddhisme di bumi nusantara Indonesia. Apalagi mendengarkan dan membaca sejarah berdirinya wihara tersebut membuat kita seharusnya merasa bersukur dan menghormati peninggalan yang sudah diperjuangkan oleh mereka-mereka yang terdahulu. Sampai sekarang pun semangat perjuangan Bhante Ashin masih terasa kental dan tertulari oleh para pengurus wihara ini. Dengan aktifnya puja bakti dan kegiatan-kegiatan wihara di setiap minggunya, serta praktik Dhamma yang terus digalangkan merupakan bagian dari rasa terima kasih para umat dan pengurus kepada Beliau beserta para donatur.

Sumber :

Special Thanks to Sdri. Vivi Sumanti.

Ven. Zen Master Thich Nhat Hanh. Kemilau Emas Menebar Kasih, 50 tahun Vihara Vimala Dharma : “Menyembuhkan Diri, Mengatasi Derita”. Bandung : Penerbit PVVD, 2008.

Sudah Diterbitkan di Majalah Sinar Padumuttara Edisi 8 Mei 2010, Majalah bisa didapatkan di Wihara Padumuttara-Tangerang.

17 thoughts on “Wihara Vimala Dharma Meninggalkan sejuta Kenangan

    • Di artikel saya sudah dijelaskan bagaimana caranya untuk sampai di sana, khususnya dari arah Tangerang ke Bandung. Kalo Anda kebetulan dari daerah Tangerang Anda bisa langsung mengikuti petunjuk mobil atau angkutan umum apa saja yg menuju ke Lokasi. Tetapi sebenarnya klo dari daerah lain pun asal angkutan yg dinaiki sama dan jurusannya blm ada perubahan Anda tidak mungkin nyasar. Bertanya lebih bagus lagi, dan kebanyakan supir angkotnya tahu tempat tersebut. Alamatnya bisa Anda catat ada di dalam artikel tersebut. Semoga Berhasil, Have a nice Holiday

      Like

  1. Thanks yah..Selfy.. ini adalah ulasan tentang Vimala Dharma yang bisa membuat ku mengenang dan melihat fotonya langsung..hehe.. meski udah aktif di vvd..tapi ak blom punya foto2nya..
    apalagi foto kantor itu di kepengurusan kami dlu..><)

    Like

    • Ke wihara sama halnya seperti ke gereja dan ke masjid, di sana anda bisa melakukan puja bakti/doa/sembahyang ataupun meditasi. Wihara itu tempat orang belajar melatih dan mengembangkan batin, seperti pusat kebugaran mengembangkan dan melatih fisik. Yang terpenting bukanlah wiharanya tapi niatannya untuk pergi ke sana.

      Like

  2. Nice share……..jadi terkenang masa2 indah di Vihara Vimala Dharma.btw namanya Vihara Vimala Dharma, bukan WIhara Wimala Darma, kami tidak pernah setuju penggantian V menjadi W. 🙂

    Like

  3. perkenalkan saya adi wira ketua pemuda Vihara Vimala Dharma periode 2012-2013, namun saya saat ini tidak berdomisili lagi di bandung di karenakan ada hal yang membuat saya harus meninggalkan kota bandung terutama meninggalkan Vihara Vimala Dharma tercinta. banyak kenangan dan langkah demi langkah yang telah saya lewati di vihara ini. dengan membaca artikel ini, mengingatkan saya akan setiap sudut pandang di vihara vimala dharma kenangan yang idah tak terlupakan banyak pelajaran yang saya dapatkan di vihara ini, suka duka, canda tawa serta teman- teman yang membuat saya semangat untuk datang ke vihara vimala dharma, buat teman teman yang sedang liburan ke bandung, sempatkan diri datang ke vihara vimala dharma, kebaktian pemuda di mulai dari ja 8-10 am dan ke baktian umum jam 10-12 pm .. terimakasih kepada selfy yang telah menuliskan artikel tentang vihara vimala dharma bandung… ada kerinduan di setiap ruangan yang dipaparkan…
    Good karma bless you all … thank you

    Like

Leave a comment